Memaknai Metafisika (4)
Pokok
pembicaraan metafisika adalah segala dunia yang mungkin (the possible world) dan cara pembuktian klaim metafisika tidak
didasarkan dari jumlah aktualitas kejadian dari kemungkinan tersebut tapi
didasarkan pada cara atau metode yang digunakan dalam menelisik argumen yang
dibangun.
Cara
membangun argumen dalam metafisika harus dilakukan secara ekstensif atau seluas
mungkin dan juga secara intensif atau sepadat mungkin guna mencapai pemahaman
akan realitas yang sebenar-benarnya. Metode dalam membangun argumen dalam
metafisika bertitik tolak dari fakta kemampuan manusia dalam berpikir yang
tertuang dalam ungkapan-ungkapan. Ungkapan-ungkapan ini mengandung
andaian-andaian yang diafirmasi untuk mendukung argumentasi.
Bangunan
argumentasi metafisika ini harus bisa ditelisik untuk menyelidiki pengandaian
yang digunakan tersebut guna mencari syarat-syarat apriori (the a priori conditions) yang mutlak
perlu untuk memungkinkan timbulnya argumentasi. Dengan demikian ditemukan
struktur hakiki dalam argumentasi yang dibangun, dan ini adalah tahap yang
disebut sebagai reduksi transendental dalam bangunan argumentasi metafisika.
Berikutnya
argumentasi metafisika juga harus bisa diputarbalikan (retortion) sebagai pembuktian keharusan mutlak yang berlaku pada
syarat-syarat apriori yang diafirmasi guna membangun argumentasi. Tujuannya
supaya argumentasi tidak mengandung ketidaksesuaian yang fundamental antara
pernyataan dan isi pernyataan.
Tahap
terakhir, argumentasi metafisika harus mampu diuji secara deduktif transendental
yang berarti bahwa argumentasi yang dibangun harus mampu diterapkan pada
fenomena yang diselidiki. Jika ada pertentangan antara beberapa pernyataan
metafisika terkait dengan fenomena yang ditelisik, maka pernyataan itu harus
mampu dikonfrontasi dengan pengandaian-pengandaian yang dipakai dalam membangun
argumentasi. Apabila pengandaian tersebut menunjukkan ketidaksesuaian, maka
pengandaian tersebut perlu dilakukan pembetulan atau jika pengandaikan tersebut
sudah benar maka dilakukan penyesuaian isi pernyataan/argumen.
Referensi:
Bakker, A. (2000). Antropologi Metafisik. Yogyakarta: Kanisius.
Komentar
Posting Komentar