Memaknai Metafisika (3)


Pernyataan dalam metafisika adalah pernyataan yang mungkin, sehingga kesimpulan akan pernyataan tersebut tidak pernah merupakan pernyataan yang selesai sehingga melahirkan kontingensi.
Benar salahnya klaim yang diajukan di dalam metafisika tidak didasarkan pada jumlah aktualitas yang terbukti dari probabilitas yang diajukan. Benar salahnya klaim dalam metafisika ditentukan oleh cara atau metode yang menelisik klaim tersebut sampai ke akarnya dengan berusaha menyingkap dan menemukan inti yang bersifat mutlak dan tetap (numin). Metode yang dilakukan dalam pembuktian metafisika harus dilakukan secara: (1) Ekstensif atau seluas mungkin yang berarti bahwa penelisikan tidak didasarkan hanya pada hal yang sifatnya gejala saja. Pemahaman harus meliputi dan melingkup semua sifat, semua kegiatan, semua pengertian, dan semua yang menjadi pokok. Semuanya harus dipandang sebagai sebuah keseluruhan dan kesatuan. (2) Intensif atau sepadat mungkin yaitu bahwa penelisikan harus mendalam dan menukik ke inti pokok secara reflektif.
Dari sini, metode probabilitas bisa digunakan sebagai alat untuk membuktikan klaim metafisika yang dibangun. Setelah penyelidikan dilakukan dengan ekstensif dan intensif, maka probabilitas memungkinkan melakukan eliminasi terhadap kemungkinan yang kemungkinannya menjadi tidak mungkin sehingga dicapai suatu pemahaman akan realitas yang sebenar-benarnya.

Referensi: Bakker, A. (2000). Antropologi Metafisik. Yogyakarta: Kanisius.

Komentar