Memaknai Metafisika (2)


Metafisika adalah salah satu kajian yang dilakukan dalam filsafat yang mencoba menelisik segala sesuatu sampai ke dasar yang terdalam. Metafisika mencoba mempertanyakan hakikat dari kenyataan yang sebenar-benarnya untuk memperoleh suatu pengetahuan kebenaran yang utuh dan menyeluruh (unum), yang benar (verum), yang baik (bonum), dan yang indah (plurchum). Di dalam metafisika wilayah pembicarannya adalah segala suatu yang mungkin ada di dunia karena hakikat pembicaraan dalam metafisika bukan hanya ada yang terikat oleh materi tetapi juga ada yang berada di luar materi.Metafisika mencoba mengkaji segala kemungkinan-kemungkinan dari semua topik pembicaraan dalam filsafat. Metafisika mencoba merumuskan bagaimana seseorang menangkap dan memahami ada dengan instrumen yang dimilikinya. Misalkan, seorang manusia menghayati Ada-nya Tuhan melalui cara sufistik dengan pengutamaan pada pengalaman spiritual, di dalam metafisika penghayatan akan Ada Tuhan ini dianggap sebagai perbincangan yang masuk dalam dunia probabilistik sehingga perbincangan tentang Ada Tuhan termasuk ke dalam perbincangan the possible world. Di dalam Metafisika, pemahaman terhadap Ada (termasuk Ada-nya Tuhan) merupakan pemahaman yang tidak pernah secara pasti dikatakan selesai. Kesimpulan yang dicapai dalam pemahaman akan Ada adalah kesimpulan yang sifatnya probabilistik serta sementara, dan kesimpulan yang probabilistik ini memungkinkan munculnya kontingensi. Benar salah klaim kontingensi yang diajukan sebagai akibat dari kesimpulan metafisika yang probabilistik tidak didasarkan pada jumlah aktualitas dari semua posibilitas yang ada. Ketika saya meyakini Ada-nya Tuhan, maka klaim saya tersebut benar salahnya tidak tergantung dari apakah saya benar-benar bertemu dengan suatu Ada Tuhan tersebut. Meskipun pembicaraan tentang metafisika adalah pembicaraan tentang dunia yang mungkin ada (possible world) yang kesimpulan akannya bersifat probabilistik sehingga menimbulkan kontingensi, tidak berarti bahwa metafisika gagal untuk menyediakan alat dalam mencapai suatu hakikat realitas yang unum, verum, bonum, dan plurchum. Justru kemungkinan probabilistik dalam metafisika inilah alat yang bisa digunakan untuk mencapai hakikat kenyataan yang sebenar-benarnya dengan cara mengeliminasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak mungkin untuk mungkin.


Referensi: Kattsoff, L. O. (1996). Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Komentar

Posting Komentar