Filsafat Analitik dan Kontinental

Dikotomi filsafat kontinetal dan filsafat analitik adalah dikotomi yang muncul yang mencoba mengkontraskan dua tradisi pendekatan dalam penyelesaian problem filsafat. Dikotomi ini sering kali disifatkan sebagai dikotomi yang antagonis, yang saling bertolak belakang. Filsafat Kontinental sering diasosiasikan sebagai metode filsafat Eropa yang bertumpu pada tradisi idealisme Hegelian, Eksistensialisme Nietzsche dan Heidegger, dan tradisi postrukturalis. Filsafat kontinental lebih dekat dengan tradisi kesenian dan kesusasteraan. Filsafat kontinental menolak pendekatan analisis ilmiah filsafat yang lebih menjelaskan tentang alam semesta dan mengabaikan keberadaan manusia. Filsafat kontinental mengkritik pengetahuan yang meningkatkan keterasingan manusia dari alam semesta dan menjadikan kemanusiaan menjadi suatu bentuk hal yang biasa dalam kehidupan.
Sebaliknya filsafat analitik sering diasosiasikan sebagai metode filsafat Anglo-Saxon yang bertumpu pada tradisi filsafat logika dan matematika, serta ilmu-ilmu alam. Filsafat analitik cenderung lebih dekat dengan tradisi naturalis dan merumuskan logika yang rigorous sebagai metode dalam filsafat. Filsafat analitik justru menolak pendekatan filsafat kontinental yang banyak bertumpu pada pendekatan metafisika. Filsafat analitik menyatakan bahwa ada kemungkinan dan perlunya tindakan untuk menaklukan pengetahuan ril yang terbebas dari segala sesuatu yang diproyeksikan manusia. Pikiran dan dunia, subjek dan objek dapat diperlalukan melalui isolasi logis satu sama lain dan diperiksa secara terpisah. Menurut filsafat analitik, pernyataan metafisika bukanlah suatu pernyataan yang salah hanya saja tidak berarti. Hal ini karena pernyataan metafisika tidak dapat diverifikasi secara logis dan empiris.
Akan tetapi, dikotomi ini kemudian dianggap tidak relevan lagi dalam tradisi pemikiran filsafat barat kontemporer. Richard Rorty adalah salah satu filsuf yang “menentang” dikotomi filsafat kontinental dan filsafat analitis yang dihadap-hadapkan secara antagonis satu sama lain.
Menurut Rorty, sejak Descartes filsafat mencoba menyediakan fondasi yang kokoh bagi pemahaman manusia akan dunianya. Hal ini kemudian dilanjutkan oleh Kant yang berpendapat bahwa manusia menafsirkan dunia sudah selalu melalui kategori-kategori pemahaman universal yang bersifat tak terkondisikan dalam akal budi manusia. Tugas filsafat adalah menyingkapkan realitas yang ada baik realitas subjektif yang ada dalam diri subjek maupun realitas objektif  di dalam alam natural.
Bagi Rorty, pemahaman manusia tidak didasarkan pada struktur objektif dari pikiran manusia, melainkan kita menafsirkan dunia melalui beragam paradigma yang ada. Oleh sebab itu, tidak ada titik tolak yang bersifat universal objektif bagi filsafat. Pernyataan yang mengungkapkan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan tidak dapat dipertahankan.
Tujuan utama filsafat adalah membantu para pembaca atau masyarakat secara keseluruhan untuk terbebaskan dari bahasa-bahasa dan konsep-konsep yang usang yang tidak memadai lagi untuk digunakan seperti argumen yang diajukan oleh pemikiran filsafat analitik. Tetapi filsafat juga bukanlah suatu refleksi kritis dan komprehensif yang mampu menyediakan pengetahuan yang pasti tentang dunia objektif bagi manusia seperti argumen filsafat kontinental.
Oleh sebab itu, tradisi filsafat analitik dan kontinental bukanlah dua tradisi yang saling bertolak belakang dan meniadakan. Kedua tradisi itu justru saling melengkapi dalam menciptakan pemahaman yang menyeluruh bagi pemahaman manusia akan dirinya dan dunianya, sehingga dikotomi tersebut menjadi tidak relevan lagi.

Referensi:   
Critchley, S. (2001). Continental philosophy: a very short introduction. New York: Oxford University Press
Suryajaya, M. (2013). Marxisme dan dua kebudayaan filsafat kontemporer bagian II. www.Indoprogress.com/2013/09/marxisme-dan-dua-kebudayaan-filsafat-kontemporer-bagian-ii/ diakses pada 22 Desember 2015, pukul 14.36 WIB.

Komentar

  1. Keren, saya mahasiswa Smester 7 dan hari ini sedang kuliah MK Humanistik mempelajari Kontinental Di Universitas Buana Perjuangan Karawang. Ini sangat membantu teman saya menjawab pertanyaan dosen, hatur nuhun.

    BalasHapus

Posting Komentar