Yahudi: Siapa dan Apakah Mereka?

Selama ini kita selalu disajikan oleh berbagai prasangka dan bahkan kadang imaji-imaji yang kebenarannya belum tentu bisa dipastikan mengenai Yahudi. Yahudi sering dituduh sebagai biang keladi dari berbagai macam kebobrokan, kejahatan, dan konspirasi. Bahkan Yahudi sering dijadikan sebagai sebuah ejekan bagi perilaku yang dianggap culas. Distorsi-distorsi ini kemudian melahirkan kebencian-kebencian yang semakin lama semakin akut dan sulit disembuhkan. Banyak orang memandang Yahudi sebagai sebuah monster yang wajib dimusnahkan dari muka bumi. Banyak orang yang menganggap Yahudi sebagai iblis yang kejam. Akan tetapi, apakah memang benar demikian? Apakah orang-orang yang menganggap bahwa Yahudi sebagai monster benar-benar mengenali Yahudi? Ataukah kebenciaan mereka hanya didasarkan pada prasangka dan stereotip yang buta?
Dari situlah kemudian muncul ide untuk menulis artikel tentang Yahudi. Adapun tujuan penulisan ini bukan hendak mempromosikan, menyebarkan, atau mendukung Yahudi. Tujuan penulisan ini tidak lain hanya ingin memperkenalkan apa dan siapa Yahudi itu. Diharapkan setelah membaca artikel ini, kita bisa lebih objektif dalam memberikan penilaian.
Selama ini, kebencian yang diarahkan kepada Yahudi lebih disebabkan karena perilaku agresif negara Israel terhadap penduduk Palestina. Israel kemudian dianggap identik dengan Yahudi. Klaim itu tidak sepenuhnya benar. Negara Israel memang sebuah negara Yahudi, tetapi tidak berarti bahwa pendirian negara Israel didasarkan pada ajaran agama Yahudi. Pendirian negara Israel memang diilhami oleh ajaran agama Yahudi, tetapi tidak mendasarkan diri sepenuhnya pada ajaran agama Yahudi. Israel lebih didasari oleh semangat Zionisme, yaitu suatu paham yang menyatakan bahwa hanya orang-orang Yahudi-lah yang berhak untuk mendiami Palestina. Oleh sebab itu, maka orang-orang Arab (yang notabene telah mendiami Palestina lebih dari 1200 tahun) harus disingkirkan. Zionisme ini memiliki sifat agresi dan kolonisasi. Pada kenyataannya tidak sedikit orang-orang Yahudi yang menentang Zionisme. Mereka menganggap Zionisme sebagai paham sekuler yang tidak sesuai dengan ajaran agama Yahudi. Mereka menolak pendirian negara Israel. Menurut mereka, kondisi kaum Yahudi yang tercerai berai adalah kehendak Tuhan. Kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina saat ini dianggap menentang kehendak Tuhan. Menurut mereka, hanya Mesiah (juru selamat) yang bisa membimbing kaum Yahudi untuk kembali ke Palestina dan bukannya gerakan Zionisme. Mesiah ini akan muncul di akhir zaman. Ini artinya, pendirian negara Israel di Palestina saat ini adalah merupakan sebuah dosa dan pelanggaran terhadap ajaran agama Yahudi, karena sang mesiah belumlah datang. 
Siapakah Yahudi?
Menurut keyakinan Yahudi, yang dimaksud sebagai orang Yahudi adalah mereka yang merupakan keturunan dari 12 suku Israel kuno. Diceritakan bahwa pada mulanya adalah Ibrahim (Avraham dalam bahasa Ibrani, Abraham dalam bahasa Inggris) yang memiliki dua orang anak lelaki, yaitu Ismail (Ismael) yang lahir dari Hajar (Hagar) dan Ishak (Isaac/Yitzhak) yang lahir dari Sarah (Sara). Menurut tradisi Yahudi dan Kristen, Tuhan melakukan perjanjian dengan Ibrahim dengan cara memerintahkan Ibrahim untuk mengorbankan Ishak. Sementara dalam tradisi Islam, bukan Ishak yang dikorbankan tetapi Ismail.
Pengorbanan ini akan menjadikan keturunan mereka sebagai bangsa yang dipilih Tuhan. Karena menurut kepercayaan Yahudi Ishak-lah yang akan dikorbankan, maka kemudian perjanjian Tuhan itu dilakukan dengan Ishak dan menjadikan keturunan Ishak sebagai bangsa yang terpilih.
Ishak kemudian mempunyai dua anak yaitu Esau dan Yakub. Tetapi, hanya Yakub-lah kemudian yang diberkati dan menjadi penerus yang sah dari keturunan Ishak dan oleh sebabnya menjadikan Yakub sebagai penerus perjanjian antara Tuhan dengan Ishak. Yakub kemudian memiliki 12 anak yaitu; Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Zebulon, Isakhar, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin. Keturunan dari 12 anak Yakub inilah yang kemudian disebut sebagai bangsa Yahudi.
Akan tetapi, ke-12 suku keturunan Yakub ini kemudian terlibat perang saudara sehingga menyebabkan mereka terpisah menjadi dua negara yang berbeda yaitu Israel dan Yehuda. Israel terdiri dari 10 suku yaitu Zebulon, Isakhar, Asyer, Naftali, Dan, Ruben, Gad, Yusuf (suku Yusuf kemudian terbagi 2 menjadi Manasye dan Efraim), dan beberapa orang Lewi dan Yehuda terdiri dari 2 suku yaitu Benyamin dan Yehuda. Sedangkan suku Simeon dianggap telah tercerai-berai. Lalu ke-10 suku Israel itu kemudian lenyap dikarenakan oleh penyerbuan yang dilakukan oleh bangsa Asiria pada tahun 721 SM, sehingga yang tersisa hanya negara Yehuda yang terdiri dari suku Yehuda dan Benyamin. Dari negara Yehuda inilah kemudian dipercayai asal mula kata Yahudi. Pada tahun 587 SM, bangsa Babilonia kemudian juga menghancurkan negara Yehuda sehingga menyebabkan kedua suku yang tersisa ini pun tecerai berai. Baru pada masa kekaisaran Persia, orang-orang Yahudi bisa bersatu kembali tetapi terpecah ke dalam 3 sekte yaitu Eseni, Saduki, dan Farisi.
Pada tahun 70 M bangsa Yahudi kembali tercerai-berai karena mengalami serangan dari bangsa Romawi dan mengalami diaspora ke berbagai wilayah dunia. Banyak dari orang-orang Yahudi ini yang beremigrasi ke Eropa terutama Jerman dan Rusia (yang kemudian nanti disebut sebagai Yahudi Ashkenazi) dan ada pula yang beremigrasi ke wilayah kekaisaran Islam seperti Iran, Mesir, Irak, dan Yordania (yang kemudian nanti disebut Yahudi Sephardi).
Keturunan dari bangsa Yahudi diaspora inilah yang kemudian menjadi orang Yahudi modern saat ini.
Apakah Yahudi?
Di bagian terdahulu telah dibahas siapakah yang dimaksud dengan orang Yahudi. Lalu pertanyaan berikutnya apakah Yahudi?
Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang agak sulit untuk dijawab. Yahudi bisa didefinisikan sebagai sebuah bangsa yang mengklaim dirinya sebagai keturunan Yakub. Tetapi Yahudi bisa juga didefinisikan sebagai sebuah agama yang meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Yahweh yang telah memilih kaum keturunan Yakub sebagai bangsa terpilih dan menjadikan mereka sebagai bangsa yang spesial. Di sinilah timbul kebingungan karena orang Yahudi meskipun tidak beragama Yahudi tetap bisa disebut sebagai orang Yahudi, sedangkan orang yang menganut agama Yahudi tidak bisa serta-merta disebut sebagai orang Yahudi. Oleh sebab itu, maka orang sering menyimpulkan bahwa Yahudi adalah kombinasi dari agama dan suku bangsa.
Sebagai bangsa, telah dijelaskan bahwa Yahudi adalah bangsa yang merupakan keturunan Yakub. Sebagai agama Yahudi adalah kepercayaan bahwa Yahweh Tuhan Yang Maha Esa telah memilih keturunan Yakub sebagai bangsa pilihan yang akan menerangi dunia. Sebagai bangsa yang spesial maka orang Yahudi dilarang untuk berbaur dengan umat non-Yahudi (goyim) karena dianggap akan menodai kemurnian dan kesucian bangsa terpilih tersebut. Inilah pangkal mulanya keengganan kaum Yahudi untuk berasimilasi dan mengeksklusifkan diri bahkan cenderung bersikap rasis.
Agama Yahudi mempercayai bahwa Tuhan telah menyampaikan wahyu kepada Musa di gunung Sinai dan memberikan hukum-hukum Yahudi yang harus ditaati yang dirangkum dalam Taurat. Kitab suci agama Yahudi disebut sebagai Tanakh dan juga dianggap sebagai kitab suci bagi orang Kristen yaitu alkitab bagian perjanjian lama.
Tanakh terbagi menjadi 3 bagian besar. Bagian pertama disebut Taurat atau Hukum/Ajaran yang terdiri dari 5 kitab yaitu: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Bagian kedua disebut Nevi’im atau Nabi-nabi terdiri dari Yosua, Para Hakim, Samuel I, Samuel II, Raja-raja I, Raja-raja II, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Nahum, Zefanya, dan Zakaria. Bagian ketiga disebut sebagai Ketuvim atau Tulisan terdiri dari Mazmur, Amsal, Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia, Tawarikh I, Tawarikh II, Mikha, Habakuk, Hagai, dan Maleakhi.
Selain Tanakh ada juga Talmud yang merupakan terjemahan, komentar, dan catatan kaki dari para pemuka agama Yahudi (Rabi) agung terhadap Taurat. Talmud terdiri dari Mishnah, Halakhah, Gemara, Midrash, dan Aggadah.
Secara teologi, agama Yahudi percaya bahwa hanya ada satu Tuhan. Kehadiran Tuhan di bumi kemudian direpresentasikan oleh sebuah kuil (haikal) yang dipercayai dibangun di Yerusalem oleh Sulaiman tetapi kemudian dihancurkan oleh bangsa Babilonia. Haikal kedua dibangun pada masa pemerintahan kekaisaran Persia zaman Darius I tetapi kurang megah. Lalu pada zaman Herod Agung dibangunlah haikal ketiga yang lebih megah dan besar. Agama Yahudi kemudian menjadi berpusat pada ritual pemujaan dan pengorbanan terhadap kuil. Banyak upacara dan pengorbanan dilakukan di dalam kuil. Akan tetapi, pada tahun 70 M haikal Herod Agung ini kemudian dihancurkan. Dan bekas kuil ini kemudian menjadi area Haram Al Syarif yang di dalamnya terdapat Masjid Al Aqsha dan Kubah Batu.
Tetapi, banyak kaum muslim tidak percaya akan klaim bahwa komplek masjid Al Aqsha dibangun di bekas reruntuhan kuil Yahudi. Penolakan ini didasarkan karena tidak diketemukannya bukti arkeologis akan keberadaan kuil tersebut. Kaum muslim percaya bahwa komplek masjid Al Aqsha dibangun di sebuah daerah yang diterlantarkan yang dipercayai sebagai tempat kenaikan Nabi Muhammad ke langit saat Isra Mi’raj bukan di bekas reruntuhan kuil. Inilah yang kemudian menjadi pangkal perselisihan antara orang Islam dan Yahudi mengenai Yerusalem. Orang Yahudi ingin kembali mendirikan Haikal di atas komplek masjid Al Aqsha yang tentu saja ditentang oleh umat Islam.
Sejak kehancuran kuil Yahudi pada tahun 70 M, maka ritus kuil agama Yahudi berpindah ke rumah masing-masing dan ke sinagoga-sinagoga.
Seperti telah diungkapkan bahwa agama Yahudi percaya bahwa para pemeluknya adalah umat terpilih Tuhan, oleh sebab itu mereka harus membedakan diri mereka dengan umat non-Yahudi (goyim) dengan cara bersuci melalui praktik khitan. Mereka juga mempraktikan aturan-aturan makanan yang mirip seperti konsep halal dalam agama Islam. Agama Yahudi mewajibkan pemeluknya untuk memakan makanan yang kosher, yaitu makanan yang tidak mengandung babi, yang memisahkan daging dengan susu, dan makanan-makanan lain yang memenuhi aturan-aturan dalam Taurat. Agama Yahudi juga melarang riba.
Agama Yahudi merayakan hari Sabat yang dimulai sejak Jumat sore sampai dengan Sabtu sore di mana mereka tidak boleh bekerja dan wajib menyalakan lilin serta meminum anggur dan roti yang telah diberkati. Ada juga perayaan Yom Kippur atau hari penebusan dosa dan perayaan tahun baru atau Rosh Hashanah. Bagi anak lelaki yang telah memasuki masa dewasa akan diadakan upacara keagamaan yang disebut sebagai Bar Mitzvah.
Apabila ditelaah, ajaran agama Yahudi menekankan pada banyak aturan etika dan hukum-hukum yang secara ketat mengatur tata kehidupan orang Yahudi (seperti khitan, kosher, sabat, dll). Agama dan orang Yahudi menjadi eksklusif dan cenderung rasis disebabkan oleh keyakinan bahwa mereka adalah umat yang spesial karena perjanjian Tuhan dengan nenek moyang mereka yaitu Ishak, Yakub, dan Musa.
Klaim ini kemudian ditolak oleh orang Kristen. Orang Kristen menyatakan bahwa perjanjian Tuhan terhadap Ishak, Yakub, dan Musa adalah perjanjian lama yang telah diperbarui seiring dengan kedatangan Yesus. Oleh sebab itu perjanjian lama telah dihapuskan, dan diperbarui dengan perjanjian baru berupa agama Kristen. Klaim agama dan orang Yahudi akan keterpilihan mereka sebagai umat pilihan Tuhan juga dibantah oleh orang-orang Islam. Di dalam Alquran dijelaskan bahwa Ismail-lah yang melakukan perjanjian dan bukan Ishak. Sehingga keturunan Ismail-lah yang akan menjadi umat terpilih. Keturunan Ismail ini adalah orang-orang Arab dan ajaran Islam dari Nabi Muhammad adalah ajaran yang menggenapi perjanjian Tuhan dengan Ismail.
Inilah pangkal mula dari permusuhan ketiga agama Yahudi, Kristen, dan Islam yang panjang, rumit, melelahkan, memakan banyak korban jiwa dan harta serta terus berlangsung sampai saat ini. Permusuhan antara Islam dengan Yahudi kemudian diperparah dengan perebutan kota Yerusalem dan konflik Negara Israel dan Palestina. Konflik ini semakin diperumit dengan tercampur baurnya definisi orang Yahudi, agama Yahudi, dan Zionisme yang secara praktis memang agak sulit untuk dibedakan. Konflik ini juga dibumbui oleh prasangka-prasangka, imaji-imaji, stereotip, dan tuduhan-tuduhan keji yang kadang kala tidak berdasar dan hanya dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan masing-masing pihak akan pihak lain. Akibatnya penilaian yang buta pun melingkupi dan memperparah pertentangan ketiga agama ini. Seakan tidak cukup, konflik yang sepertinya tidak akan berkesudahan ini juga makin diperburuk oleh kemunculan kelompok-kelompok radikal, fundamentalis, dan sayap kanan fanatik di masing-masing agama Yahudi, Kristen, dan Islam yang menjadikan perdamaian seolah-olah dosa besar yang melanggar ajaran masing-masing agama.

Daftar Pustaka:
Alkitab (Kitab Kejadian).
Alquran (Surat Al Baqarah dan Al Isra).
Amiry, Suad. (2008). Palestinaku dalam Cengkraman Ariel Sharon. E-Nusantara: Yogyakarta.
Armstrong, Karen. (2004). Jerusalem Satu Kota Tiga Iman. Risalah Gusti: Surabaya.
Armstrong, Karen. (2009). Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan yang Dilakukan Oleh Orang-orang Yahudi, Kristen, dan Islam Selama 4000 Tahun. Mizan: Jakarta.
Armstrong, Karen. (2011). Perang Suci: Kisah Detail Perang Salib, Akar Pemicunya, dan Dampaknya Terhadap Zaman Sekarang. Serambi: Jakarta.
Dirk, Jerald F. (2004). Salib di Bulan Sabit: Dialog Antariman Kristen dan Islam. Serambi: Jakarta.
Thomson, Ahmad dan Muhammad Ata Ur Rahim. (2004). Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Jakarta.
Id.wikipedia.org/wiki/yahudi
Id.wikipedia.org/wiki/agama_yahudi
Id.wikipedia.org/wiki/suku_israel

Komentar

  1. a panjang banget hahahahhaaha. tulisanya di bikin "baca selengkapnya" supaya di homepage tidak kepanjangan. *ding hanya saran.
    mengenai Yahudi katanya ahmadani yahudi tuh a hahahaha, tapi ga tau bener atau engga dah.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Artikel yang bagus dan menarik .... Terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar