Snow-Di Balik Keheningan Salju


Snow-Di Balik Keheningan Salju merupakan Novel karya penulis Turki bernama Orhan Pamuk. Novel ini berjudul Kar dalam bahasa Turki.
Novel ini menceritakan tentang seorang wartawan dan penyair yang bernama Ka. Ia datang ke suatu kota bernama Kars. Pada awalnya Ka ingin menyelidiki fenomena bunuh diri di kalangan perempuan muda yang makin sering terjadi di kota tersebut. Akan tetapi, ia kemudian terseret dalam konflik politik yang terjadi di Kars.
Novel ini bukan merupakan buku yang mudah untuk dibaca dan dipahami. Saya pribadi membutuhkan waktu yang agak lama untuk menyelesaikan pembacaannya. Oleh karena itu diperlukan kesabaran untuk membaca dan memahami isi novel ini secara keseluruhan.
Di dalam novel ini, Pamuk sang pengarang ingin menceritakan kondisi sosial politik yang terjadi di Turki dalam versi yang lebih kecil. Negara Turki diibaratkan sebagai Kota Kars. Kemelut yang terjadi di Kars diibaratkan sebagai kemelut yang selama ini melanda Turki.
Sebagai negara yang berada di persimpangan budaya barat dan timur, Turki selama ini mengalami gejolak pertentangan di dalam masyarakatnya. Sejak Kemal Attaturk memodernisasi Turki, negara ini menjadi negera sekuler. Padahal sebelumnya selama berabad-abad Turki merupakan negara yang berbentuk kesultanan Islam.
Sekularisasi yang dilakukan oleh Kemal Atturk membuat Turki menjadi negara yang modern dan maju. Akan tetapi, sekularisasi ini menyebabkan kondisi sosial politik Turki terbelah menjadi dua. Di satu sisi berdiri golongan yang pro-sekuler dan sisi yang lain berdiri golongan yang anti-sekuler.
Masyarakat Turki harus menentukan identitasnya. Apakah akan menjadi barat atau timur, dan Snow secara gamblang memaparkan kebimbangan masyarakat Turki dalam menentukan identitas tersebut. Pamuk menggambarkan bagaimana benturan-benturan antara orang-orang yang ingin tetap berada dalam tradisi timur melawan orang-orang yang ingin menjadi barat terjadi, bagaimana simbol-simbol budaya timur dan barat saling dipermasalahkan, bagaimana golongan sekuler dan agama saling mencurigai satu sama lain dan bagaimana masing-masing golongan tersebut berusaha memperoleh kekuasaan.
Snow menceritakan konflik yang terjadi di Kars, di mana pertikaian antara agama dan sekularisme menyebabkan kota ini terbelah menjadi dua. Juga menceritakan bagaimana simbol-simbol agama seperti jilbab menjadi salah satu pangkal pertentangan.
Snow dikemas dengan banyak metafora-metafora. Inilah yang menyebabkan orang yang membaca novel ini akan kesulitan memahami isi cerita. Oleh sebab itu, maka dibutuhkan sedikit pengetahuan mengenai kondisi sosial politik Turki agar bisa menangkap arti dari metafora-metafora yang dibangun oleh sang pengarang. Selebihnya novel ini sangat bagus untuk diapresiasi dan merupakan buku yang menawarkan nilai lebih bagi para pembacanya. Tidak heran apabila Orhan Pamuk memperoleh hadiah nobel dalam bidang sastra pada tahun 2006.

Komentar