Fisafat Baruch de Spinoza

Substansi Tak Terhingga: Spinoza banyak dipengaruhi rasionalisme Decartes. Kalau Decartes menemukan dasar akhir itu pada cognito, Spinoza menemukannya pada konsep substansi. Menurut Spinoza, pikiran mustahil tanpa konsep substansi. Dengan kata substansi dia mendefinisikannya sebagai sesuatu yang ada pada dirinya sendiri dan dipahami melalui dirinya sendiri. Dengan definisi ini Spinoza memahami substansi sebagai suatu kenyataan yang mandiri tapi juga terisolasi dari kenyataan-kenyataan lain. Substansi tidak berelasi dengan sesuatu yang lain dan tidak dihasilkan atau disebabkan sesuatu yang lain. Spinoza tidak setuju dengan Decartes yang berpendapat adanya tiga substansi yang saling berkaitan. Pandangan Decartes itu tidak koheren dengan definsi substansi. Sebagai gantinya, Spinoza berpendapat bahwa hanya ada satu substansi dan substansi itu adalah Tuhan. Substansi ini bersifat individual sekaligus menjadi hakikat segala sesuatu yang tampaknya individual.
Dalam hubungannya dengan kosep substansi Spinoza juga merumuskan konsep atribut dan modus. Dengan atribut dia maksudkan sesuatu yang dianggap intelek sebagai hakikat substansi. Sedangkan modus adalah hal-hal yang berubah pada substansi. Keluasan atau ekstensi bukanlah substansi sperti yang dikira Decartes, melainkan sebuah atribut sebab kita tangkap sebagai hakikat benda-benda jasmani. Warna, ukuran dst hanyalah modus. Keluasan itu menurut Spinoza adalah atribut tuhan yang adalah substansi yang tak terhingga. Bagaimana dengan pikiran? Menurut Spinoza, pikiran juga atribut dari substansi tunggal yaitu tuhan. Pikiran seperti keluasan juga memiliki modus-modus misalnya aliran tertentu, imajinasi tertentu dsb.
Karena keluasan dan pikiran hanyalah atribut, dunia hanyalah satu substansi dengan kedua atribut itu. Kita bisa melihat dunia dari atribut pikiran dan kita menyebutnya tuhan. Tapi bisa juga melihatnya dari atribut keluasan dan kita menyebutnya alam. Karena itu, menurut Spinoza, tuhan atau alam adalah kenyataan tunggal. Spinoza menyebutnya Deus Sive Natura. Pandangan Spinoza ini berbeda dari ajaran agama-agama monoteis yang melihat tuhan sebagai pencipta alam semesta. Tuhan bersifat personal dan memisahkan diri dari ciptaannya itu tidak dikenal dalam sistem pemikiran Spinoza. Baginya batu atau pohon yang tampak di hadapan kita itu tak lain daripada tuhan yang menampakkan diri. Jadi alam semseta ini sakral dan religius. Segalanya ada dalam tuhan. Tak ada yang di luar Dia. Kita pun tak lain daripada pikiran tuhan. Pandangan ini disebut monisme atau panteisme. (F Budi Hardiman)

Komentar