Permasalahan Individuasi dalam Teori Bundle
Dalam
menjelaskan universalitas dan partikularitas dalam metafisika, maka munculah
salah satu teori yang dikenal sebagai teori bundle.
Teori bundle menjelaskan bahwa sebuah
objek yang partikular tidak lain hanyalah sekumpulan properties atau atribut dari yang universal. Misalnya sebuah apel
Washington yang saya makan (di sini apel yang saya makan adalah objek
partikular) tidak lain hanyalah sekumpulan (bundle)
atribut dari ke-apel-an yang sifatnya universal yaitu bulat, berwarna merah,
dan manis. Ke-bulat-an, ke-merah-an, dan ke-manis-an inilah yang menyusun (bundling) objek partikular apel
Washington yang saya makan.
Teori
bundle menyatakan bahwa dalam
realitas memang terdapat hal-hal yang universal dan partikular (Sider, 2006).
Lebih jauh Sider (2006) menyatakan bahwa dalam setiap yang partikular P
terdapat yang universal U dan Partikular P tersebut adalah universal (particular P has universal U and Particular
P’s universals). Sebagai contoh, dalam partikular objek apel Washington
yang saya makan maka terdapat hal yang universal ke-manis-annya, dan
ke-manis-an dalam apel Washington yang saya makan itu adalah hal yang
universal.
Akan
tetapi, ternyata teori bundle ini
menjadi bermasalah ketika berkaitan dengan permasalahan individuasi. Argumen
dasar teori bundle adalah sebuah
objek partikular tak lain hanyalah sekumpulan atribut dari yang universal, oleh
sebab itu apabila ada 2 objek partikular yang memiliki kualitas atribut yang
sama maka ke-2 objek partikular itu adalah identik. Oleh sebab itu, maka
individu adalah sesuatu yang indiscernible.
Individu adalah identitas yang identik dan tak terbedakan (indistinguishable) oleh sebab itu maka sebenarnya individu itu
tidak ada (Gulberk, 2008).
Permasalahan Individuasi dalam
Teori Bundle
Ternyata,
teori bundle memiliki permasalahan
yang sangat serius. Seperti dijelaskan dalam bagian pendahuluan, apabila asumsi
teori bundle adalah benar maka
sebenarnya individu-individu itu tidak mungkin ada.
Gulberk
(2008) secara lebih spesifik mengungkapkan bahwa permasalahan individuasi dalam
teori bundle itu menyangkut relasi
dari hal-hal yang partikular. Menurutnya ada 3 hal partikular yang terkait
dengan permasalahan individuasi, yaitu; (1) hal partikular yang terkait momen
khusus (particular moment atau point-instant) yang penting untuk membangun
hubungan ruang-waktu, (2) hal partikular yang terkait dengan ordinary sense atau objek yang terus ada
sepanjang waktu seperti apel Washington kemarin, hari ini, besok, dan
seterusnya (ordinary particular), dan
(3) hal partikular dalam titik ruang-waktu tertentu (momentary particular) misalkan apel Washington pada saat dimakan
oleh saya.
Permasalahan
inidviduasi nomor (1) terkait dengan serial ruang-waktu yang mengharuskan kita
mempunyai unit yang tidak berulang. Misalkan, kita mempunyai kualitas a,b, dan
c yang menjadi atribut dari suatu objek partikular maka a, b, dan c tersebut
tidak boleh saling berbagi atribut yang sama karena jikalau a, b, dan c
ternyata hal yang berbagi atribut yang sama maka tidak akan ada sutu objek
partikular pada satu titik ruang-waktu tertentu. Misalkan apel Washington
memiliki kualitas bulat, merah, dan manis maka ke-bulat-an, ke-merah-an, dan ke-manis-annya
ini tidak boleh saling berbagi atribut yang sama. Jikalau ke-bulat-an dan
ke-merah-an adalah hal yang sama, maka tidak akan ada objek partikular apel
Washington.
Permasalahan
individuasi nomor (2) terkait dengan problem
of identity yaitu bagaimana membedakan apel Washington kemarin, hari ini,
besok, dan seterusnya. Di sini karena objek partikular dianggap sebagai objek
yang ada sepanjang waktu maka objek tersebut tidak pernah berubah. Padahal jelas-jelas
apel Washinton kemarin, hari ini, besok, dan seterusnya mengalami perubahan.
Misal apel Washington yang kemarin masih segar, hari ini sudah kisut, besok
sudah busuk, dan seterusnya.
Permasalahan
individuasi nomor (3) terkait dengan bagaimana cara membedakan suatu objek
partikular dalam satu titik ruang-waktu tertentu. Misalkan bagaimana membedakan
apel Washington kemarin dan hari ini, apakah apel Washington kemarin dan hari ini
adalah hal yang sama ataukah hal yang berbeda?
Permasalahan
individuasi (1), (2), dan (3) yang saya contohkan dengan apel Washington tadi
adalah sebenarnya permasalahan terkait diri. Mari kita ganti objek partikular
apel Washington dengan objek partikular individu bernama Irfan. Maka
permasalahannya kemudian apakah Irfan itu suatu individu ataukah Irfan itu adalah
suatu hal yang sama dengan Cindy, Windy, Maman, Udin, Wanto, Cuplis, Unyil,
dll. Apabila objek partikularnya adalah apel Washington, maka permasalahannya
adalah apakah apel Washington yang saya makan itu suatu apel yang berbeda
ataukah suatu objek partikular yang sama dengan apel Washington yang belum saya
makan? Tepat disinilah kebingungan teori bundling,
karena asumsi teori bundling adalah
individu itu sesuatu yang indiscernible.
Individu adalah identitas yang identik dan tak terbedakan (indistinguishable) karena memiliki kumpulan atribut yang universal,
maka individu Irfan, Cindy, Windy, Maman, Udin, Wanto, Cuplis, dan Unyil adalah
tidak ada. Karena apel Washington adalah suatu hal yang memiliki identitas yang
identik dan tak terbedakan, maka apel Washington yang saya makan dengan apel
Washington yang belum saya makan adalah sama.
Martin
Schmidt (2005) kemudian menjawab kebingungan permasalahan individuasi dalam
teori bundle. Menurut Schmidt, teori bundle melakukan kekeliruan dengan
membangun individu dalam atribut-atribut atau properties. Apabila individu dibangun hanya berdasarkan pada
atribut atau properties maka memang
individu itu tidak ada. Irfan, Cindy, Windy, Maman, Udin, Wanto, Cuplis, dan
Unyil adalah tidak pernah ada, karena mereka membagi atribut yang sama.
Schmidt
berargumen, individu itu bukan hanya dibangun dari atribut atau properties saja tetapi juga dari event. Event dengan ruang-waktu tertentu yang berbeda memungkinkan munculnya
individu-individu yang berlainan. Irfan dan Cindy karena berada dalam event yang berbeda maka sebenarnya
adalah 2 individu yang berbeda walaupun membagi atribut yang sama. Schmidt
berkesimpulan:
…more than one event can happen at one place
in a given period of time, but one event cannot happen in more than one place
in the same time period. Any similar event taking place in different space at
the same time is necessarily different, and this enables us to individuate the
involved bundles.
Lebih dari satu event bisa terjadi
dalam satu tempat di satu waktu tertentu, tetapi satu event tidak mungkin bisa
terjadi di lebih suatu tempat pada suatu waktu tertentu. Suatu event yang sama
yang terjadi dalam ruang berbeda meskipun dalam waktu yang sama adalah berbeda,
dan inilah yang memungkinkan individuasi (dalam teori bundle) (Schmitd, 2005).
Asumsi teori bundle
yang menyatakan bahwa suatu objek partikular hanyalah sekumpulan atribut dari
yang universal menyebabkan permasalahan yaitu tidak mungkin ada suatu individu.
Hal ini karena fokus teori bundle
dalam membangun individu adalah hanya atribut universal. Menurut Schmidt
(2005), teori bundle melupakan event sebagai salah satu pembangun
individu. Dalam event inilah
sebenarnya individu itu terbangun.
Referensi:
Schmidt, M. (2005). Can
bundle theory explain individuation? Organon,
1, 62-71.
Sider, T. (2006). Bare
particulars. Philosophical perspective, 20,
1-13.
Gulberk, K. (2008). Bertrand Russell’s Theory of Particulars.
McMaster University – Dissertation.
Komentar
Posting Komentar